;

Minggu, 27 April 2008

SEMUA TENTANG IBU



Saatku terbangun dari tidurku
Yang terpikir hanyalah dia seorang
Yang selalu menentramkan hidupku
Disaat hatiku gelisah

atapanmu bagaikan sinar
ang menerangi kegelapan hatiku

Bisikanmu selalu terngiang ditelingaku
Nafasmu adalah kehidupanku
Dan candamu adalah kebahagiaanku

Ditelapak kakimulah kumengabdi
erikat dalam kasih sayangmu
Kau berikan seluruh restumu
Agar ku bisa melanjutkan cita-citaku

Namun....,
ebelum Sang Fajar menutup bola matamu
ngin ku ucapkan suara hatiku padamu
Ibu, maafkan semua kesalahanku...”

KAU & AKU

Detik demi detik kulalui bersamamu
Diantara gelap dan terang
Diantara hitam dan putih
Dan, diantara suka maupun duka

Inilah kisah tentang kita
Semua berawal saat kita bertemu
Mencoba tuk memulai dengan persahabatan
Yang akan menghiasi perjalanan hidup kita

Mungkin inilah yang dinamakan sahabat sejati
Merajut mimpi manis berdua
Kau dan aku
Akan selalu bersama

Oh, sahabatku! Kaukah itu?
Aku takkan pernah sanggup
Bila kau tinggalkan
Jadi, tetaplah bersamaku
Tuk wujudkan rasa yang terindah

Jumat, 25 April 2008

Cerpen

Bersinarlah Matahariku


Sini, Pak! Sini.., kuminta suamiku duduk mendekat agar kami tidak ketetesan air hujan. Petang ini, kami sedang berada di terminal kampung Rambutan. Sebuah terminal yang sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Terminal yang bisa dibilang begitu �� kumuh!! Tapi dibalik semua itu harus diakui bahwa ratusan keluarga menggantungkan hidupnya di sana.

Kunikmati sesendok demi sesendok lontong kari dihadapanku. Kulihat suamiku pun demikian, sangat menikmati tahu campur kesukaannya. Tiba-tiba mataku tertumbuk pada pemandangan unik didepanku. Si Ibu penjual tahu campur sedang tidur mengeloni anaknya, bocah laki-laki berumur lebih kurang 3 tahunan. Seringkali tetesan air hujan jatuh tepat di dahinya. Si ibu yang begitu cepat tertidur pulas, tak tahu kalau air hujan nakal itu telah mengganggu buah hatinya.

Aku langsung teringat pada Karim, putra kami. Dalam keadaan seperti itu si Ibu masih tetap dapat mendampingi putranya, sementara aku? �Sekarang dia sedang apa ya, Pak?� tanyaku mengejutkan suamiku. �Siapa? Karim?� tebak suamiku yakin. �Kenapa, Ibu ingat dia? Sabar, ya Bu. Dia pasti juga ingat Ibu,� hiburnya, membuatku tak bisa menahan air mata. �Pak, Ibu kangen dia,� ujarku lirih. Untuk pertama kalinya kutinggal anakku sendiri di Bandung, hanya ditemani pengasuhnya. Kami harus datang ke kota metropolitan ini, demi karirku. Dan suamiku rela cuti, hanya untuk mengantarku. �Tidak baik Ibu pergi sendiri, walaupun untuk urusan kerja. Biarlah besok Bapak antar. Bapak masih punya jatah cuti, kok!� kata-kata suamiku tadi malam masih terngiang-ngiang di telingaku. Allah�terangilah selalu hati hamba-Mu ini agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Agar keegosian hati tidak menjebak hamba.

Kembali kulihat ibu dan anak yang sekarang masih tertidur pulas. Hujan sudah mulai reda. Kami berniat segera pulang. Jam telah menunjukkan pukul tujuh malam. �Sudah, Pak,�kataku pada Bapak yang menunggu kaki lima ini, mungkin suami si Ibu. �Maaakk! Udah tuh!� teriakannya mengagetkan si Ibu. Cepat-cepat Si Ibu bangun dan mengatakan harga dua piring dan dua gelas yang telah kami habiskan. Si kecil pun ikut terbangun. Sambil duduk dia balik memainkan air hujan yang menggenang di dekatnya. Dasar anak-anak. Sepertinya mereka tidak peduli dan bahkan tidak pernah menuntut kehidupan yang lebih baik dari yang sedang mereka jalani. Apapun yang terjadi pada mereka� bagaimana pun kondisi mereka� mereka akan selalu menikmatinya. Setelah kubayar jumlah yang disebutkan, kami pun beranjak pergi.

Setengah berlari, kami menuju tempat bus antar propinsi dan berebut dengan penumpang lainnya. Bus Patas AC ini tak enghilangkan penat yang kami rasakan. Belum lagi rasa bersalah yang memenuhi dadaku. Sengaja atau tidak aku telah memaksa suamiku meninggalkan tumpukan tugas kantornya. Juga telah menelantarkan anakku�membiarkannya semalam bersama orang lain. Tanpa suara lantunan ayat suci dan dendangan sholawatku yang biasa mengantar tidurnya. �Maafkan Ibu, Pak,� ucapku sambil bersandar di pundak suamiku disambut dengan elusan tangannya di punggung tanganku. Selanjutnya, kubaca Al Fatihah dan kukirim khusus buat buah hatiku�sekedar mengurangi rasa bersalah ini.

Kami tiba di rumah pukul satu tepat. Karim sudah pulas�sendirian. Wajah tanpa dosanya membuat air mataku kembali deras mengalir. Maafkan Ibu, Sayang. Kucium dahi bocahku. Besok, Insya Allah tepat sebelas bulan usianya. Dan sampai hari ini aku masih tetap sibuk, bukan mengurusnya tapi mengurus pekerjaanku, mengejar karirku. Allahu robbi.

�Selamat, Mbak Fati. Saya dengar presentasi Mbak kemarin sukses!� sambut Ine, teman seruanganku membuatku terkejut. �Maaf, Ne. Saya terlambat. Si Adek (panggilanku untuk Karim) tidurnya pulas. Baru bangun jam tujuh tadi, jadi Saya menunggunya. Maklum, kemarin kan tidak ketemu seharian. Saya kangen, eui!� kataku sambil tersenyum. �Pak Bos sepertinya paham kok, Mbak. Barusan, rekanan kita yang di Jakarta telpon pada beliau dan mengatakan bahwa presentasi Mbak membuat mereka tertarik. Hasilnya, order dalam jumlah besar dan dalam waktu dekat!!� kata Ine berapi-api. �Pesan Direktur, begitu sampai Mbak diharap segera menghadap. Sepertinya Beliau ingin menyampaikan selamat secara langsung pada Mbak,� lanjutnya.

Sekarang, sudah tiga bulan sejak peristiwa itu. Aku masih berkutat dengan pekerjaanku yang dinilai cukup sukses oleh tim manajemen. Kemarin, Direktur memanggilku. Aku dipromosikan untuk sebuah jabatan baru. Imbalan yang ditawarkan cukup memikat. Bahkan kalau boleh jujur, jauh lebih tinggi dari gaji suamiku. Sebuah tawaran yang sempat membuatku bimbang. Dan aku minta waktu dua hari untuk memikirkannya. �Terima saja, Fati. Dengan gaji sebesar itu, impian kalian akan segera terwujud. Rumah.. bahkan mobil mewah!! Putramu akan menjadi anak orang kaya. Segala yang dimintanya dapat kalian penuhi dengan segera. Kalian bisa pergi berlibur, bahkan ke luar negeri!! Dan yang pasti, kamu juga dapat membantu suamimu meringankan bebannya. Ayo, Fati. Kesempatan tidak datang dua kali. Ambil kesempatan ini atau kalian tetap akan seperti sekarang?� �Jangan Nurul. Uang belum tentu menjamin kebahagiaan. Bisa jadi kamu akan semakin sering menelantarkan keluargamu. Membiarkan mereka tanpa kehadiranmu. Dan putramu hanya akan terpenuhi kebutuhan materinya saja. Sementara, kasih sayang seorang Ibu yang dia butuhkan sulit kamu penuhi. Kamu mungkin hanya bisa membelikan tanpa pernah mengetahui kapan dia memakainya. Yang paling menyedihkan adalah jika kemudian dia menjadi lebih dekat dengan pengasuhnya daripada dengan ibunya.� Batinku mulai berperang. Ya Allah, Bantu hamba memutuskan yang terbaik. Berilah hamba petunjuk dan hidayah-Mu, Robbi.

Tak terasa hari ini adalah deadline dimana aku harus memberikan jawaban pada Direkturku. Pagi ini seperti biasa kami berangkat berdua. Karim melambaikan tangannya saat kami tinggal tadi. Oh, matahariku. Bersinarlah terus Sayang�Ibu ingin selalu melihat sinarmu dalam setiap helaan nafas Ibu.

�Karim, sini Nak. Ibu bacakan ceritanya. Karim mau cerita yang mana?� �Ni�.,�katanya sambil menunjuk salah satu cerita dari buku serial Anak Muslim: kisah sebuah tong sampah. Mulailah aku bercerita lengkap dengan mimik wajah yang sangat disukainya. Bahkan kadang dia menirukan caraku bercerita saat menceritakan kembali kisah tersebut ke teman bermainnya. Allah..Subhannallah. Senyumku mengembang, senyum yang tak pernah kurasakan ketika aku masih sibuk dengan pekerjaanku enam bulan yang lalu.

Memang, aku memutuskan untuk berhenti bekerja. Sebuah keputusan yang disesalkan banyak pihak terutama di tempat aku bekerja. Namun sekaligus sangat menggembirakan keluargaku. �Alhamdulillah, Bapak bangga pada Ibu. Saat di puncak karir, Ibu rela melepaskannya demi keluarga. Bapak memang tidak salah memilih pendamping hidup dan Ibu dari anak-anak kita. Alhamdulillah,� kata-kata suamiku masih cukup melekat dibenakku saat aku ungkapkan keputusanku, pada malam sebelum aku menghadap direkturku. �Iya Pak. Ibu iri pada Ibu pedagang kaki lima di terminal kampung rambutan waktu itu, yang bisa terus bersama putranya. Sementara Ibu hanya bisa memberikan materi untuk Karim. Padahal kita berdua sangat paham bahwa waktu bersama orang tua adalah saat yang penting bagi perkembangan anak kita,� sahutku waktu itu. Alhamdulillah, sekarang aku di rumah. Menunggu suamiku pulang dari kerjanya sambil menjaga butik kecil yang kurintis enam bulan lalu. Sementara Karim terlelap setelah mendengar ceritaku. Subhannallah..Alhamdulillah, Ya Allah. Kau tunjukkan pada hamba jalan ini, gumamku sambil berjalan menuju tempat tidur bocah kecilku. (Awal Maret-03)

CERPEN

Cinta Gila

Oleh
HERU KURNIAWAN

"Aku mencintaimu," kata ini meluncur dari seorang pemuda yang berpakaian rombeng dan belepotan kotor. Ia nyengir, seperti tak ada beban berkata seperti itu. Dan perempuan yang diajaknya bicara hanya cengar-cengir, menggerak-gerakkan tubuhnya yang terbalut kain kotor. Ia senyam-senyum, cengengesan dan mengulum ibu jarinya.
"A.....pa, akang mencintaiku," kata perempuan itu pelan dan lenjeh, "aku juga mencintai akang," lanjutnya.
Pemuda itu tersenyum, cengengesan, dan segera berlari. Aneh, tapi itulah yang selalu diperbuatnya. Ia lari kencang sekali, tak peduli. Lari tanpa arah, yang dibenaknya hanya ada kata: sungai. Dan, di sungai yang kotornya tak ketulungan pemuda itu menceburkan diri,"byuuuurrrrr"
"Ha...ha...ha....," rupa-rupa anak gelandangan yang melihat kejadian ini tertawa.
"Sungai inikan habis kita kencingi"
"Tadi, aku juga buang tahi"
"Orang gila itu hebat, berani mandi dengan kencing dan tahi kita"
Kata-kata anak gelandangan itu bersahutan. Menertawakan.
Pemuda itu tak peduli, terus mandi dan berenang ke tepian. Seterusnya ia mengusir anak-anak gelandangan itu.
"Dasar anak-anak gila, edan, gila...," teriak pemuda itu.
"Kamu yang gila, ceritanya lagi jatuh cinta...ha..ha..ha.." ledek anak-anak itu.

***
Di perkampungan kumuh itu, siapa yang tidak mengenal pemuda gila itu. Orang-orang memanggilnya pemuda gila. Tingkahnya yang selalu aneh semakin melegitimasinya sebagai pemuda gila; suka mandi di kali yang kotor, berteriak memanggil nama-nama perempuan, nyanyi-nyanyi sendiri, bicara sendiri semuanya sudah jadi kebiasaan setiap hari. Tapi, ada penghargaan terhadap pemuda gila itu, ia pintar, cerdas, dan dermawan sekalipun hidupnya sangat hina dan miskin. Jangan menyebutnya miskin, karena dalam dunia orang gila yang hina tak ada yang memikirkan harta, yang ada hanya pikiran mengisi perut untuk hari ini. Hebat, tak pernah memikirkan uang untuk jadi kaya.
Ceritanya pemuda gila itu lagi jatuh cinta. Sama siapa? Sama gadis gila yang biasa berkeliaran di jalan. Siapa namanya? Tidak tahu. Rumahnya? Juga tidak tahu. Di mana ketemunya? Di tepi jalan. Waktu itu, gadis gila itu lagi nyanyi-nyanyi dengan menggendong boneka. Di matanya boneka itu adalah anaknya.
"Mau ke mana, Neng?"
"Cari ayah, untuk anak ini"
"Emangnya siapa ayahnya?"
"Tidak tahu. Tapi, kamu kok mirip juga dengan pemuda yang memerkosaku dan mengambil anakku."
"Masak!"
"Iya bener, wajahmu, matamu, hidungmu, tubuhmu, iya mirip benar dengan orang yang kucari"
Sejak itu, pemuda itu merasa bangga dengan dirinya. Ia merasa lelaki, sebab ada perempuan yang mencari. Dan dia jatuh cinta, saban hari yang selalu dilakukannya adalah berkata tentang Cinta. Cinta. Cinta. Tak mengherankan bila sebagian teman-temannya yang gelandangan dan gila juga mengatakan ia semakin gila karena Cinta. He...he...he...
Pemuda itu terus berlari, anak-anak gelandangan mengikutinya di belakang.
"Hidup Cinta, hidup Cinta, hidup Cinta," teriak anak-anak itu layaknya suporter kesebelasan yang mendukung timnya bermain pertandingan sepak bola.
Di depan warung penjual es, semua berhenti. Dan, pemuda itu memesan es sejumlah dengan pengikutnya. Semua ditraktir es oleh pemuda gila itu. Asyik kan.
"Wah, hebat. Cinta itu hebat, ya. Bisa bikin kaya, buktinya si Gila ini mentraktir kita hanya karena Cinta," seru salah seorang anak.
Pemuda itu tersenyum. Nyengir. Bego.
"Cinta itu sebenarnya apa sih, Gila," tanya seorang anak pada pemuda gila itu.
"Cinta itu,...nanti dech kutunjukkan. Sekarang habiskan dulu es-nya."
Setelah selesai pesta es, pemuda gila itu berkata, "apa kalian pingin tahu, Cinta itu apa?"
Serentak anak-anak gelandangan itu menganggukkan kepala.
"Ayo, sekarang ikut aku. Akan kutunjukkan pada kalian Cinta itu apa," kata pemuda gila itu. Dan berlari. Semua anak mengikuti dengan perasaan penasaran. Di tepi jalan raya yang dipadati kendaraan pemuda gila itu berhenti. Anak-anak gelandangan itu mengikuti. Berhenti. Napas mereka tersengal-sengal. Kesal.
"Ayo, dong katakan Cinta itu apa, Gila?" kata salah seorang anak.
"Cinta itu tidak bisa dikatakan, tapi hanya bisa ditunjukkan," kata pemuda gila itu. Menegaskan.
"Kalau begitu tunjukkan dong, biar kita tahu Cinta itu apa?" tanya anak yang lainnya.
"Baiklah, lihat ini"
Pemuda itu segera berlari menyeberang jalan raya itu. Dan...
"Ha!"
Semua mata anak-anak gelandangan itu terbelalak. Gila, seru mereka dalam hati. Melotot, mereka tak percaya. Menyaksikan pemuda gila itu menabrakkan tubuhnya sendiri pada sebuah mobil yang melaju sangat kencang. Darah berhamburan membuncah. Tubuh pemuda gila itu berkeping-keping hancur. Pisah. Kepala pemuda itu menggelinding ke arah gerombolan anak gelandangan itu.
"Inilah Cinta," lirih kata kepala pemuda gila itu. Kemudian menutup matanya. Mati.
"Lari....!" seru salah seorang anak.
Mereka berhamburan pergi. Berlari dan salah seorang anak itu membawa kepala pemuda gila itu.
Di padang perkebunan yang luas anak-anak gelandangan itu berhenti. Napas mereka tersengal-sengal. Dan ingatan mereka terus terbayang kematian pemuda gila itu yang tragis.
"Itulah Cinta anak-anak, sama dengan kematian," kata ruh pemuda gila itu yang merasuk ke batin anak-anak gelandangan itu. Semua pikiran anak gelandangan itu sedang berkecamuk, menafsirkan arti Cinta yang tadi dijawab oleh pemuda gila itu dengan kematian.
Anak-anak, Cinta itu mati. Cinta itu mengorbankan nyawa. Cinta itu bunuh diri. Cinta itu membinasakan. Cinta itu memisahkan tubuh menjadi bagian-bagian kecil. Cinta itu sama dengan kematian. Ha...ha...ha...bisik ruh pemuda gila itu pada anak-anak gelandangan itu.
"Apa yang kau bawa"
"Kepala si Gila"
"Ha!"
Semua anak terperanjat kaget, melihat teman mereka yang membawa potongan kepala pemuda gila itu. Kepala itu diletakkan di tanah, sebagian anak-anak menutup matanya takut melihat potongan kepala pemuda gila itu yang masih segar dan berlumuran darah.
"Untuk apa kau bawa kepala pemuda gila itu?"
"Untuk kuberikan pada gadis gila itu"
"Maksud, kamu, pacar si Gila ini"
"Ya"
Semua mata anak-anak gelandangan itu menatap kepala pemuda gila itu. Tenang. Hening. Seperti sedang terjadi penghormatan atas kematian pemuda gila itu.

***
Di tepi jalan ramai, seorang anak kecil menyerahkan sebuah bungkusan plastik pada gadis gila itu.
"Ini untukmu, Gila"
"Hore..hore...ada anak edan ngasih hadiah padaku. Hore.."
"Dasar gila," gerutu anak itu seraya pergi. Berlari.
Di rumahnya yang kotor, berlantai tanah, berdinding kertas kardus dan beratap plastik gadis gila itu membuka bungkusan plastik itu. Darah tersegap. Berhenti sejenak, mata gadis gila itu membulat seperti bumi. Muka memerah dan air mata berurai. Tarikan napasnya mengisyaratkan tekanan batin yang luar biasa memilukan.
Seketika ia mengamuk, rumah kotornya diobrak-abrik dan dibakar, tak ayal api merambat cepat dan membakar seluruh isi perkampungan kumuh itu. Api membara melahap semua yang menghadang, dan ratusan orang berteriak-teriak minta tolong seraya berusaha memadamkan api dengan air. Tapi sia-sia, api kadung sudah gila pula.
Gadis gila itu lari. Hilang. Entah ke mana.
"Lihat, itu ada mayat, di tepi sungai" seru seorang anak gelandangan. Segera, teman-temannya melihat yang ditunjuk anak itu. Dan, semua kaget saat mengetahui kalau mayat itu adalah gadis gila pacar dari pemuda gila itu.
"Inikah Cinta, Gila" seru hati setiap anak gelandangan itu.

***
Masanya terus beranjak, kini usia anak-anak gelandangan itu bertambah dua puluh tahun. Mereka telah dewasa. Tapi, aneh tak satu pun di antara mereka yang mau menikah atau pacaran. Kenapa? Mereka bilang takut dengan Cinta. Kenapa? Cinta itu Gila. Maksudnya? Dua manusia Gila itu telah mengajari Cinta, sungguh Cinta itu benar-benar Gila. Mematikan. Mereka tak mau mati. Tapi, apa kalian tidak melihat ibu-ibu kalian yang selalu resah menantikan kehadiran cucu, demi kelangsungan hidup manusia-manusia gila. Dunia perlu ekosistem, ada yang mulia, harus ada juga yang hina! Ha, apa benar, kita harus bagaimana?
Desa Mengger, 10 April 2005

* Judul Cerpen ini diambil dari salah satu judul lagu DEWA
"Cinta Gila".

Kamis, 24 April 2008

Pagi yang Indah

Mentari mulai menampakkan cahayanya

Ayam berkokok bersahutan

Burung berkicau riang di atas pohon

Embun pagi menetes di dedaunan

Angin berhembus sepoi-sepoi

Udara terasa sejuk menusuk relung hati

Bunga-bunga di taman bermekaran

Kupu-kupu berterbanganmengindahkan pagi hari

kendaraan mulai berlalu-lalang

Orang-orang terbangu dari tidurnya

Dengan semangat baru

Menyongsong pagi yang indah ini...

IS IT MINE TO KEEP”

Malam sabtu sebelum dirgahayu .gege mengajak caca kencan ke ZZ Bar.sebuah bar di bilangan kemang yang menawarkan tema yang berbeda tiap malamnya.Gege memang membutuhkan tempat yang romantis kali ini karena gege ingin melakukan sesuatu yang dia selama ini ingin dilakukan.Dia ingin caca menjadi pacarnya.dia sudah membuat mental note yang benar-benar jelas.Ada dua hal yang tidak terlihat yang dia harus percaya.

1.Bumi itu berputar

2.Jangn salah memanggil nama

Gege dan caca sampai di ZZB ar dan mendapati bahwa mereka datang di malam yang salah.Mereka terpaksa duduk di bar dengan garingnya karena semua meja yang ada didalam disingkirkan untuk menjadi lantai dansa.Suasana gaduh dan tidak terkendali,seperti yang semua orang inginkan.Sebagai mana layaknya model.Caca disapa banyak orang yang satu kasta dengannya,cantiknya dan tampan.Tapi seperti biasa,hukum gaul di Jakarta menstimulasikan untuk selalu membicarakan masalah orang di belakngnya,minimal 3 menit dari pertemuan terakhir.

Merasa minder dengan diskriminasi sosial ini,gege mencoba memesan minuman di bar,hanya untuk mendapatkan diskriminasi yang lain.Setelah itu caca dengan gege duduk di tepi danau diluar bar disalah satu bangku kayu.Gege memperhatikan caca.cantik luar biasa,parasnya bersih dan cantik.Sikap dan perilakunya pun tak bercacat.sebuah sosok yang sempurna,sosok yang dipandang fiktif bagi banyak orang.dia akan pergi sampai entah kapan,kembali menjauh dari gege setelah lama menunggu,berharap,dan menanti.Cinta itu menunggu lama untuk berbicara karena kamu terlalu jauh meski sebenarnya dekat.Cinta itu juga membuat kamu terasa dekat meski sebenarnya terlalu jauh.cinta itu hafal berapa langkah menuju kelas kamu,apa warna pita rambut kamu dan jam berapa kamu main hujan-hujanan di musim hujan.Gege memberanikan diri mengecup kening caca.Keduanya berpandangan.shock secara instant gege terbawa dalam lamunan.Caca berkata pada gege bahwa dia adalah satu pria yang bisa membuatku merasa nyaman,dan dia tau cara membuatku seperti orang yang paling penting sejagad.

IS IT MINE TO KEEP”

Malam sabtu sebelum dirgahayu .gege mengajak caca kencan ke ZZ Bar.sebuah bar di bilangan kemang yang menawarkan tema yang berbeda tiap malamnya.Gege memang membutuhkan tempat yang romantis kali ini karena gege ingin melakukan sesuatu yang dia selama ini ingin dilakukan.Dia ingin caca menjadi pacarnya.dia sudah membuat mental note yang benar-benar jelas.Ada dua hal yang tidak terlihat yang dia harus percaya.

1.Bumi itu berputar

2.Jangn salah memanggil nama

Gege dan caca sampai di ZZB ar dan mendapati bahwa mereka datang di malam yang salah.Mereka terpaksa duduk di bar dengan garingnya karena semua meja yang ada didalam disingkirkan untuk menjadi lantai dansa.Suasana gaduh dan tidak terkendali,seperti yang semua orang inginkan.Sebagai mana layaknya model.Caca disapa banyak orang yang satu kasta dengannya,cantiknya dan tampan.Tapi seperti biasa,hukum gaul di Jakarta menstimulasikan untuk selalu membicarakan masalah orang di belakngnya,minimal 3 menit dari pertemuan terakhir.

Merasa minder dengan diskriminasi sosial ini,gege mencoba memesan minuman di bar,hanya untuk mendapatkan diskriminasi yang lain.Setelah itu caca dengan gege duduk di tepi danau diluar bar disalah satu bangku kayu.Gege memperhatikan caca.cantik luar biasa,parasnya bersih dan cantik.Sikap dan perilakunya pun tak bercacat.sebuah sosok yang sempurna,sosok yang dipandang fiktif bagi banyak orang.dia akan pergi sampai entah kapan,kembali menjauh dari gege setelah lama menunggu,berharap,dan menanti.Cinta itu menunggu lama untuk berbicara karena kamu terlalu jauh meski sebenarnya dekat.Cinta itu juga membuat kamu terasa dekat meski sebenarnya terlalu jauh.cinta itu hafal berapa langkah menuju kelas kamu,apa warna pita rambut kamu dan jam berapa kamu main hujan-hujanan di musim hujan.Gege memberanikan diri mengecup kening caca.Keduanya berpandangan.shock secara instant gege terbawa dalam lamunan.Caca berkata pada gege bahwa dia adalah satu pria yang bisa membuatku merasa nyaman,dan dia tau cara membuatku seperti orang yang paling penting sejagad.

“ASMARA BERBICARA “

Gege dan caca kembali berkencan.mereka berjalan-jalan dalam sebuah toko didalam sebuah mall.kerling mata dan senyum saling berbalas dan membuat gege semakin gugup.dia tidak mengira bahwa ada balasan yang mungkin besarnya sama dari wanita yang dia tunggu dari kecil.mereka kembali berjalan-jalan,namun sekarang sudah mulai tidak fokus.keduanya telah mulai membuka kartu masing-masing memperlihatkan bahwa mereka saling memiliki perasaan untuk satu sama lain.Gege menghentikan langkah dan mereka berdiri berhadapan.

“DANCING QUEEN”

Akhir tahun ajaran gege masih menyukai caca namun caca telah menjadi pacar dari mantan ketua OSIS.seluruh anggota OSIS aktif yang saat itu baru selesai kelas 2 diwajibkan untuk menyiapkan pesta perpisahan bagi kelas 3 yang baru selesai EBTANAS.penunjukan ketua panitia adalah sebuah adat-istiadat diman seorang anggota OSIS ditunjuk dan yang ditunjuk.G ege dengan sigap mempersiapkan semuanya.hanya saja,jiwa kepemimpinan yang tidak ada,membuat gege dengan spektakuler tidak di hiraukan dan pada akhirnya tugas gege sebagai ketua meliputi trasportasi,bendahara,sekretaris,seksi acara,sampai justru setrum.hari pertama menjelang hari perpisahan gege dengan sukses ditinggal panitia yang lain untuk bekerja sendiri,hanya seksi dekorasi yang dipimpin oleh caca yang bersedia datang kebalai sekolah dan menyiapkan jelasnya dekorasi.

“AWAL DARI SEGALANYA”

Tahun ajaran baru satu bulan berjalan di SMP 19 Jakarta ketika para guru memutuskan untuk mengajak semua siswa kelas 2 berkaryawisata ke Bogor.Mereka sampai di bogor setelah 2 jam perjalanan.

kebanyakan anak laki mengambili bunga dikebun raya dan memberikan pada anak baru itu yang bernama caca.Disana terdapat bunga 19 Jakarta ketika para guru memutuskan untuk mengajak siswa kelas dua untuk berkaryawisata ke Bogor.Mereka sampai disana setelah dua jam perjalanan.Gege dan teman-teman kali ini berebut keluar bus untuk melihat anak baru.anak baru itu perempuan.Karyawisata ini dipakai oleh kebanyakan anak laki untuk mengambili bunga dikebun raya dan memberikan pada anak baru itu yang bernama caca.disana terdapat bunga matahari tibet.spesies langka.Disaat makan siang gege berusaha mendekati caca dan berusaha berebut dengan untuk berkenalan dengan caca.




Rabu, 23 April 2008

Mir Space Station
Tanggal 23 Maret 2001 lampau, stasiun luar angkasa Rusia, Mir akhirnya menyelesaikan masa tugasnya selama 15 tahun di antariksa. Pusat pengendali Misi di Korolyov, luar kota Moskow mengarahkan stasiun berukuran 33m X 30m X 27m dengan berat 137 ton itu memasuki atmosfir Bumi [lanjut]

Extrasolar Planets
Tanggal 4 April 2001 lalu, sekelompok tim astronom internasional mengumumkan penemuan 11 buah planet baru yang berada diluar tata surya kita, atau yang biasa diistilahkan dengan Extrasolar Planet. Penemuan ini menambah jumlah Extrasolar Planet yang telah diketahui menjadi 63 buah. [lanjut]

Mengembara ke Planet Merah
Tanggal 7 April 2001, wahana antariksa 2001 Mars Odyssey diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida dengan tujuan planet Mars. Wahana tak berawak yang namanya diambil dari judul film klasik "2001 Space Odyssey" ini membawa seperangkat instrumen ilmiah untuk meneliti permukaan planet tersebut, khususnya karakteristik cuaca dan geologi disana, sekaligus juga bertugas mengumpulkan informasi mengenai potensi bahaya radiasi yang mungkin dapat membahayakan manusia di permukaan planet merah itu. [lanjut]

"Pionir" Penjelajahan Antar Planet

Sinyal dari Pioneer 10, wahana antariksa pertama yang melintasi planet Jupiter akhirnya kembali terlacak setelah sebelumnya menghilang selama delapan bulan. Sinyal yang dikirim oleh wahana yang kini berada lebih dari 7 milyar mil dari bumi (sekitar 12,6 milyar km), dalam pengembaraan keluar tatasurya itu diterima oleh stasiun pelacak di Madrid, Spanyol pada 28 April 2001. [lanjut]

Antariksa dan Astronomi

Kuiper Belt Object
Apakah pluto benar-benar sebuah planet? Ini bukanlah pertanyaan yang mengada-ada. Memang sejak berpuluh-puluh tahun, baik para astronom maupun masyarakat awam beranggapan bahwa Pluto adalah planet ke-9 dalam tata surya kita. Namun demikian, sejak tahun 1992 pandangan tersebut perlahan-lahan mulai berubah ketika para astronom menyadari bahwa selepas orbit Neptunus terdapat sebuah daerah orbit dimana didapati sekitar 70.000 objek kecil, beku berbalut es yang bergerak lambat mengorbit matahari. [
lanjut]

Reformasi Budaya

Bangsa kita kaya akan budaya
Budaya di banngsa kita kaya
Berbudayakah bangsa kita
Budaya siapakah dia

Reformasi... .
Kebebasan berekspresi
Kebabasan membuka diri
Kebebasan tuk memberi

Reformasi... .
Haruskah budaya juga
Kebebasan yang ada semkin tak terjaga
Bebas tapi terpenjara

Ada budaya di bangsa kita
Yang harus di ubahkan
Ada budaya di bangsa kita
Yang harus di lestarikan

Budaya harus kita jaga agar tak ternodai
Jangan budayakan korupsi
Budayakan puisi
Budayakanlah seni

Budaya yang ada sedikit yang murni
Budaya yang murni sedikit ada
Hati nurani kadang berkata
Inikah budaya bangsa

Bangsa yang kaya akan budaya
Bangsa yang selalu berjaya
Bangsa kita harus berjaya
Bangsa kita harus berbudaya

Mari generasi muda bangsa
Kita jaga dan hormati budaya bangsa
Bukan budaya para penguasa
Budaya yang harus dijaga adalah budaya bangsa

Budaya berasal dari Budi dan Daya
Akal sehat tuk berkarya
Membangun nusa dan bangsa
Membawa Kehormatan bangsa

ALAM MUSIMDINGIN

Musimdingin gampang segera
menuju jurang malam
lambat lama mengantar siang
daun-daun sudah lama gugur
beberapa bulan lelap tidur
pepohonan gundul
pemandangan tumpul
sela antara siang dan senja
tak terasa dimainkan warna
kelam buram menelan alam
rasanya hati dan jiwa turut terbawa-bawa
ke manakah hilangnya kegembiraan?
ke manakah perginya keceriaan?
sehingga burung-burung mogok berbunyi
daun-daun berhenti menari
tapi stop! jangan diperturutkan rasa kedukaan
biar dia menanam diri dalam kebiasaan!

EdeLwEiS

Air matamu yang menetes di atas batu pegunungan

perlahan berubah menjadi serumpun

bunga "Edelweis!" seru para pendaki itu

berabad-abad kemudian

Sendiri di relung awan

kau tak mampu lari dari kenangan

yang datang menemuimu bersama angin dan cinta

"Tolong sampaikan

padanya, aku setia menunggu"

pesanmu berulang kali pada hujan yang bergegas

menjemput puncak pinus.

Selasa, 22 April 2008

Menulis Aksara Jawa di Komputer

Budi pekerti seseorang atau suatu bangsa (jawa) akan terlihat melalui bahasa yang dituturkannya. Tapi, kenapa kemudian bahasa jawa menjadi kurang populer di kalangan masyarakat jawa itu sendiri, bukanlah suatu alasan untuk melupakan apalagi membuang budayanya sendiri. Kita seharusnya malu pada diri sendiri (khususnya sebagai masyarakat jawa asli), karena kita malah kalah dengan orang asing yang dengan giat dan secara sukarela dalam mempelajari budaya jawa. Mungkin di suatu saat nanti, malah kita yang belajar kebudayaan jawa (menari, menulis huruf jawa, memainkan gamelan, dsb) dengan orang asing itu. Coba bayangkan betapa malunya kita….
Hal ini mungkin bukanlah seratus persen kesalahan masyarakat jawa. Terbatasnya sarana pembelajaran dan pendidikan bahasa jawa, terutama aksara jawa ikut berperan terhadap berkurangnya minat generasi muda untuk memakai dan melestarikan budaya jawa. Namun, sejak kurikulum 2004 diterapkan dan pemerintah membuka kembali jurusan Bahasa Jawa dan mewajibkan siswa untuk mempelajari bahasa jawa dari tingkat SD sampai SMA. Yang berdamapak pada banyaknya lowongan untuk guru Bahasa Jawa. Sehingga dapat menarik dan meningkatkan kembali minat masyarakat, terutama remaja yang dalam hal ini adalah tulang punggung penerus bangsa kita, untuk memakai dan melestarikan budaya jawa dengan mereka kuliah di jurusan Bahasa Jawa.
Selain pemerintah, para pakar teknologi pun juga ikut andil dalam mengembangkan budaya jawa dengan membuat software berbentuk font aksara jawa, yang dapat diaplikasikan melalui komputer. Sehingga kita dapat dengan mudah menulis aksara jawa di komputer dan membuat print out-nya. Bagi kalian (terutama mahasiswa Bahasa Jawa), yang ingin komputernya dapat menulis aksara jawa, software font-nya dapat didownload di sini atau di sini . Di sana terdapat software sekaligus tutorialnya untuk mempermudah dalam mempergunakannya, dapat didownload di sini

Jumat, 18 April 2008

Download Lagu anak-anak keren

http://naila.rad.net.id/lagu.aspx

DONGENG ANAK NEG'RI

Percayai Aku, Bunda…

“Hampir sampai, nih!” Jingga menepuk bahu Galih yang dari tadi bengong.
Galih menoleh sambil tersenyum, berusaha menyembunyikan kekagetannya.
Tapi…
” Astaga!” Galih menepuk dahinya.
“Kenapa, Lih?” Jingga heran.
“Aku lupa minta ongkos pada Bunda, “Galih kebingungan.
“Ya sudah, pakai uangku saja,” Jingga memutuskan.

Begini jadinya kalau terlambat bangun, batin Galih. Pergi terburu-buru, tanpa sarapan, dan yang paling parah, ya itu, lupa minta uang pada Bunda. Bunda juga lupa sepertinya. Padahal pergi dan pulang sekolah Galih harus naik bis kota. Belum lagi kalau lapar, harus jajan.

Tadi malam Galih memang susah tidur. Dia terus memikirkan sikap bundanya yang tidak percaya padanya. Bunda menganggap Galih pemboros, tak pandai mengatur uang, suka belanja, dan banyak lagi julukan lain yang Bunda berikan pada Galih. Yang membuat Galih paling kesal, Bunda memperlakukannya seperti anak kelas tiga SD. Uang saku diberikan setiap mau berangkat sekolah. Sebel banget! Batin Galih.

“Bunda payah, Ga! Tidak mau memberiku uang saku bulanan. Padahal kan, repot, kalau kejadian seperti ini terjadi. Untung ada kamu. Kalau tidak, aku tidak tahu harus berbuat apa, “Galih melontarkan kekesalannya saat mereka turun dari bis kota. Jingga tersenyum.

“Masih untung kamu dapat uang saku harian. Coba kalau tidak dapat samasekali, kan lebih parah,” goda Jingga. “Eh, Lih! Mungkin bundamu punya pertimbangan lain,” sambung Jingga.
“Pertimbangan apa? Pertimbangan pelit?”
“Ya… siapa tahu kamu pernah melakukan kesalahan. Sehingga bundamu menganggap kamu pemboros. Coba ingat-ingat.”
“Mmm, aku memang dulu pernah melakukan kesalahan. Dulu Bunda selalu memberiku uang saku untuk seminggu. Tapi baru hari keempat uang itu selalu sudah habis. Sejak itu Bunda memberiku uang saku harian.”

“Nah, itu kamu tahu penyebabnya. Jadi memang ada alasannya, kan, bundamu tidak memberi uang bulanan.”
“Ya… tapi itu kan dulu, Ga! Masa’ sekarang Bunda masih belum bisa mempercayai aku.”

Jingga tersenyum. “Galih, kamu harus berusaha mengembalikan kepercayaan Bunda dengan melakukan sesuatu.”
Galih mengernyit, “Melakukan apa?”

“Coba kamu sisihkan sebagian uang sakumu setiap hari. Tunjukkan pada Bunda bahwa kamu bisa mengatur uang saku. Mudah-mudahan bundamu akan berubah pikiran tentang kamu."
“Kamu yakin itu akan berhasil?” Galih ragu.
“Coba dulu, baru kasih komentar!”

Ya, memang tak ada salahnya mengikuti saran Jingga, pikir Galih. Lagipula saran Jingga cukup masuk akal. Mencoba mendapat kepercayaan Bunda dengan melakukan sesuatu. Bukan dengan janji-janji.
Galih pun mulai menyisihkan uang sakunya. Ia juga mulai belajar mencatat pengeluaran dan pemasukan uangnya sekecil apapun.Tanpa terasa dua minggu pun berlalu.

“Ah…” Galih menarik napas lega memandangi lembaran ribuan di kotak bekas coklat di atas meja belajarnya. “Coba dari dulu aku menabung,“Galih bergumam lirih.
“Tak perlu menyesal. Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan, sayang…” suara merdu berbisik di telinga Galih. Galih menoleh.
“Bunda…”

Bunda tersenyum sambil mengusap rambut Galih. “Bunda tahu kamu sedang berusaha berubah. Diam-diam Bunda selalu mengikuti apa yang kamu lakukan.”
“Terima kasih Bunda. Cuma…”Galih menggaruk-garuk kepalanya.
“Cuma apa!” Bunda mengerutkan dahinya.
“Bunda jangan bikin aku harus berhutang pada kondektur bis, dong! Gara-gara Bunda lupa memberiku ongkos.”

“Ha ha ha, itu tak akan terjadi lagi, sayang. Mulai besok kamu akan mendapat uang bulanan. Jadi, kalau kamu lupa bawa ongkos, bukan tanggung jawab Bunda lagi!” Bunda menjentik hidung Galih.
Galih memeluk bundanya erat-erat. Galih sangat bahagia. Bukan cuma karena ia mendapat uang bulanan, tapi kepercayaan Bunda pada dirinya. Galih ingin hari segera pagi. Ia sudah tak sabar ingin mengabarkan semuanya pada Jingga.



DONGENG ANAK NEG'RI

Putri Tidur

Dahulu kala, terdapat sebuah negeri yang dipimpin oleh raja yang sangat adil dan bijaksana. Rakyatnya makmur dan tercukupi semua kebutuhannya. Tapi ada satu yang masih terasa kurang. Sang Raja belum dikaruniai keturunan. Setiap hari Raja dan permaisuri selalu berdoa agar dikaruniai seorang anak. Akhirnya, doa Raja dan permaisuri dikabulkan. Setelah 9 bulan mengandung, permaisuri melahirkan seorang anak wanita yang cantik. Raja sangat bahagia, ia mengadakan pesta dan mengundang kerajaan sahabat serta seluruh rakyatnya. Raja juga mengundang 7 penyihir baik untuk memberikan mantera baiknya.

"Jadilah engkau putri yang baik hati", kata penyihir pertama. "Jadilah engkau putri yang cantik", kata penyihir kedua. "Jadilah engkau putri yang jujur dan anggun", kata penyihir ketiga. "Jadilah engkau putri yang pandai berdansa", kata penyihir keempat. "Jadilah engkau putri yang panda menyanyi," kata penyihir keenam. Sebelum penyihir ketujuh memberikan mantranya, tiba-tiba pintu istana terbuka. Sang penyihir jahat masuk sambil berteriak, "Mengapa aku tidak diundang ke pesta ini?".

Penyihir terakhir yang belum sempat memberikan mantranya sempat bersembunyi dibalik tirai. "Karena aku tidak diundang, aku akan mengutuk anakmu. Penyihir tua yang jahat segera mendekati tempat tidur sang putri sambil berkata,"Sang putri akan mati tertusuk jarum pemintal benang, ha ha ha ha…..". Si penyihir jahat segera pergi setelah mengeluarkan kutukannya.

Para undangan terkejut mendengar kutukan sang penyihir jahat itu. Raja dan permaisuri menangis sedih. Pada saat itu, muncullah penyihir baik yang ketujuh, "Jangan khawatir, aku bisa meringankan kutukan penyihir jahat. Sang putri tidak akan wafat, ia hanya akan tertidur selama 100 tahun setelah terkena jarum pemintal benang, dan ia akan terbangun kembali setelah seorang Pangeran datang padanya", ujar penyihir ketujuh. Setelah kejadian itu, Raja segera memerintahkan agar semua alat pemintal benang yang ada di negerinya segera dikumpulkan dan dibakar.

Enam belas tahun kemudian, sang putri telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan baik hati. Tidak berapa lama Raja dan Permaisuri melakukan perjalanan ke luar negeri. Sang Putri yang cantik tinggal di istana. Ia berjalan-jalan keluar istana. Ia masuk ke dalam sebuah puri. Di dalam puri itu, ia melihat sebuah kamar yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia membuka pintu kamar tersebut dan ternyata di dalam kamar itu, ia melihat seorang nenek sedang memintal benang. Setelah berbicara dengan nenek tua, sang Putri duduk di depan alat pemintal dan mulai memutar alat pemintal itu. Ketika sedang asyik memutar alat pintal, tiba-tiba jari sang Putri tertusuk jarum alat pemintal. Ia menjerit kesakitan dan tersungkur di lantati. "Hi… hi…hi… tamatlah riwayatmu!", kata sang nenek yang ternyata adalah si penyihir jahat.

Hilangnya sang Putri dan istana membuat khawatir orang tuanya. Semua orang diperintahkan untuk mencari sang Putri. Sang putri pun ditemukan. Tetapi ia dalam keadaan tak sadarkan diri. "Anakku ! malang sekali nasibmu…" rata Raja. Tiba-tiba datanglah penyihir muda yang baik hati. Katanya, "Jangan khawatir, Tuan Putri hanya akan tertidur selama seratus tahun. Tapi, ia tidak akan sendirian. Aku akan menidurkan kalian semua," lanjutnya sambil menebarkan sihirnya ke seisi istana. Kemudian, penyihir itu menutup istana dengan semak berduri agar tak ada yang bisa masuk ke istana.

Seratus tahun yang panjang pun berlalu. Seorang pangeran dari negeri seberang kebetulan lewat di istana yang tertutup semak berduri itu. Menurut cerita orang desa di sekitar situ, istana itu dihuni oleh seekor naga yang mengerikan. Tentu saja Pangeran tidak percaya begitu saja pada kabar itu. "Akan ku hancurkan naga itu," kata sang Pangeran. Pangeran pun pergi ke istana. Sesampai di gerbang istana, Pangeran mengeluarkan pedangnya untuk memotong semak belukar yang menghalangi jalan masuk. Namun, setelah dipotong berkali-kali semak itu kembali seperti semula. "Semak apa ini ?" kata Pangeran keheranan. Tiba-tiba muncullah seorang penyihir muda yang baik hati. "Pakailah pedang ini," katanya sambil memberikan sebuah yang pangkalnya berkilauan.

Dengan pedangnya yang baru, Pangeran berhasil masuk ke istana. "Nah, itu dia menara yang dijaga oleh naga." Pangeran segera menaiki menara itu. Penyihir jahat melihat kejadian itu melalui bola kristalnya. "Akhirnya kau datang, Pangeran. Kau pun akan terkena kutukan sihirku!" Penyihir jahat itu bergegas naik ke menara. Ia menghadang sang Pangeran. "Hai Pangeran!, jika kau ingin masuk, kau harus mengalahkan aku terlebih dahulu!" teriak si Penhyihir. Dalam sekejap, ia merubah dirinya menjadi seekor naga raksasa yang menakutkan. Ia menyemburkan api yang panas.

Pangeran menghindar dari semburan api itu. Ia menangkis sinar yang terpancar dari mulut naga itu dengan pedangnya. Ketika mengenai pangkal pedang yang berkilau, sinar itu memantul kembali dan mengenai mata sang naga raksasa. Kemudian, dengan secepat kilat, Pangeran melemparkan pedangnya ke arah leher sang naga. "Aaaa….!" Naga itu jatuh terkapar di tanah, dan kembali ke bentuk semula, lalu mati. Begitu tubuh penyihir tua itu lenyap, semak berduri yang selama ini menutupi istana ikut lenyap. Di halaman istana, bunga-bunga mulai bermekaran dan burung-burung berkicau riang. Pangeran terkesima melihat hal itu. Tiba-tiba penyihir muda yang baik hati muncul di hadapan Pangeran.

"Pangeran, engkau telah berhasil menghapus kutukan atas istana ini. Sekarang pergilah ke tempat sang Putri tidur," katanya. Pangeran menuju ke sebuah ruangan tempat sang Putri tidur. Ia melihat seorang Putri yang cantik jelita dengan pipi semerah mawar yang merekah. "Putri, bukalah matamu," katanya sambil mengenggam tangan sang Putri. Pangeran mencium pipi sang Putri. Pada saat itu juga, hilanglah kutukan sang Putri. Setelah tertidur selama seratus tahun, sang Putri terbangun dengan kebingungan. "Ah… apa yang terjadi…? Siapa kamu…? Tanyanya. Lalu Pangeran menceritakan semua kejadian yang telah terjadi pada sang Putri.

"Pangeran, kau telah mengalahkan naga yang menyeramkan. Terima kasih Pangeran," kata sang Putri. Di aula istana, semua orang menunggu kedatangan sang Putri. Ketika melihat sang Putri dalam keadaan sehat, Raja dan Permaisuri sangat bahagia. Mereka sangat berterima kasih pada sang Pangeran yang gagah berani. Kemudian Pangerang berkata, "Paduka Raja, hamba punya satu permohonan. Hamba ingin menikah dengan sang Putri." Raja pun menyetujuinya. Semua orang ikut bahagia mendengar hal itu. Hari pernikahan sang Putri dan Pangeran pun tiba. Orang berbondong-bondong datang dari seluruh pelosok negeri untuk mengucapkan selamat. Tujuh penyihir yang baik juga datang dengan membawa hadiah.



DONGENG ANAK NEG'RI

Buaya yang Tidak Jujur

Ada sebuah sungai di pinggir hutan. Di sungai itu hiduplah sekelompok buaya. Buaya itu ada yang berwarna putih, hitam, dan belang-belang. Meskipun warna kulit mereka berbeda, mereka selalu hidup rukun.
Di antara buaya-buaya itu ada seekor yang badannya paling besar. Ia menjadi raja bagi kelompok buaya tersebut. Raja buaya memerintah dengan adil dan bijaksana sehingga dicintai rakyatnya.
Suatu ketika terjadi musim kemarau yang amat panjang. Rumput-rumput di tepi hutan mulai menguning. Sungai-sungai mulai surut airnya. Binatang-binatang pemakan rumput banyak yang mati.
Begitu juga dengan buaya-buaya. Mereka sulit mencari daging segar. Kelaparan mulai menimpa keluarga buaya. Satu per satu buaya itu mati.

Setiap hari ada saja buaya yang menghadap raja. Mereka melaporkan bencana yang dialami warga buaya. Ketika menerima laporan tersebut, hati raja buaya merasa sedih.
Untung Raja Buaya masih memiliki beberapa ekor rusa dan sapi. Ia ingin membagi-bagikan daging itu kepada rakyatnya.

Raja Buaya kemudian memanggil Buaya Putih. Dan Buaya Hitam. Raja Buaya lalu berkata, “Aku tugaskan kepada kalian berdua untuk membagi-bagikan daging. Setiap pagi kalian mengambil daging di tempat ini. Bagikan daging itu kepada teman-temanmu!”
“Hamba siap melaksanakan perintah Paduka Raja,” jawab Buaya Hitam dan putih serempak.
“Mulai hari ini kerjakan tugas itu!”perintah Raja Buaya lagi.
Kedua Buaya itu segera memohon diri. Mereka segera mengambil daging yang telah disediakan. Tidak lama kemudian mereka pergi membagi-bagikan daging itu.

Buaya Putih membagikan makanan secara adil. Tidak ada satu buaya pun yang tidak mendapat bagian. Berbeda dengan Buaya Hitam, daging yang seharusnya dibagi-bagikan, justru dimakannya sendiri. Badan Buaya Hitam itu semakin gemuk.
Selesai membagi-bagikan daging, Buaya Putih dan Buaya Hitam kembali menghadap raja.
“Hamba telah melaksanakan tugas dengan baik, Paduka,” lapor Buaya Putih.
“Bagus! Bagus! Kalian telah menjalankan tugas dengan baik,” puji Raja.
Suatu hari setelah membagikan makanan,Buaya Putih mampir ke tempat Buaya Hitam. Ia terkejut karena di sana-sini banyak bangkai buaya.

Sementara tidak jauh dari tempat itu Buaya Hitam tampak sedang asyik menikmati makanan. Buaya Putih lalu mendekati Buaya Hitam.
“Kamu makan jatah makanan temen-teman, ya?”
“Kamu biarkan mereka kelaparan!” ujar Buaya Putih.
“Jangan menuduh seenaknya!” tangkis Buaya Hitam.
“Tapi, lihatlah apa yang ada di depanmu itu!” sahut Buaya Putih sambil menunjuk seekor buaya yang mati tergeletak.
“Itu urusanku, engkau jangan ikut campur! Aku memang telah memakan jatah mereka. engkau mau apa?” tantang Buaya Hitam.
“Kurang ajar!” ujar Buaya Putih sambil menyerang Buaya Hitam. Perkelahian pun tidak dapat dielakkan. Kedua buaya itu bertarung seru. Akhirnya, Buaya Hitam dapat dikalahkan.
Buaya Hitam lalu dibawa kehadapan Raja. Beberapa buaya ikut mengiringi perjalanan mereka. Di hadapan Sang Raja, Buaya Putih segera melaporkan kelakuan Buaya Hitam. Buaya Hitam lalu mendapat hukuman mati karena kejahatannya itu.

“Buaya Putih, engkau telah berlaku jujur, adil, serta patuh. Maka kelak setelah aku tiada, engkaulah yang berhak menjadi raja menggantikanku,” demikian titah Sang Raja kepada Buaya Putih

DONGENG ANAK NEG'RI

Pangeran Katak

Pada suatu waktu, hidup seorang raja yang mempunyai beberapa anak gadis yang cantik, tetapi anak gadisnya yang paling bungsulah yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik dan selalu terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja terdapat hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang sudah tua ada sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi bermain menuju hutan dan duduk di tepi pancuran yang airnya sangat dingin. Ketika sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas kemudian melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain lempar bola adalah mainan kegemarannya.

Namun, suatu ketika bola emas sang putri tidak bisa ditangkapnya. Bola itu kemudian jatuh ke tanah dan menggelinding ke arah telaga, mata sang putri terus melihat arah bola emasnya, bola terus bergulir hingga akhirnya lenyap di telaga yang dalam, sampai dasar telaga itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai menangis. Semakin lama tangisannya makin keras. Ketika ia masih menangis, terdengar suara seseorang berbicara padanya,”Apa yang membuatmu bersedih tuan putri? Tangisan tuan Putri sangat membuat saya terharu… Sang Putri melihat ke sekeliling mencari darimana arah suara tersebut, ia hanya melihat seekor katak besar dengan muka yang jelek di permukaan air. “Oh… apakah engkau yang tadi berbicara katak? Aku menangis karena bola emasku jatuh ke dalam telaga”. “Berhentilah menangis”, kata sang katak. Aku bisa membantumu mengambil bola emasmu, tapi apakah yang akan kau berikan padaku nanti?”, lanjut sang katak.

“Apapun yang kau minta akan ku berikan, perhiasan dan mutiaraku, bahkan aku akan berikan mahkota emas yang aku pakai ini”, kata sang putri. Sang katak menjawab, “aku tidak mau perhiasan, mutiara bahkan mahkota emasmu, tapi aku ingin kau mau menjadi teman pasanganku dan mendampingimu makan, minum dan menemanimu tidur. Jika kau berjanji memenuhi semua keinginanku, aku akan mengambilkan bola emasmu kembali”, kata sang katak. “Baik, aku janji akan memenuhi semua keinginanmu jika kau berhasil membawa bola emasku kembali.” Sang putri berpikir, bagaimana mungkin seekor katak yang bisa berbicara dapat hidup di darat dalam waktu yang lama. Ia hanya bisa bermain di air bersama katak lainnya sambil bernyanyi. Setelah sang putri berjanji, sang katak segera menyelam ke dalam telaga dan dalam waktu singkat ia kembali ke permukaan sambil membawa bola emas di mulutnya kemudian melemparkannya ke tanah.

Sang Putri merasa sangat senang karena bola emasnya ia dapatkan kembali. Sang Putri menangkap bola emasnya dan kemudian berlari pulang. “Tunggu… tunggu,” kata sang katak. “Bawa aku bersamamu, aku tidak dapat berlari secepat dirimu”. Tapi percuma saja sang katak berteriak memanggil sang putri, ia tetap berlari meninggalkan sang katak. Sang katak merasa sangat sedih dan kembal ke telaga kembali. Keesokan harinya, ketika sang Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan siang, terdengar suara lompatan ditangga marmer. Sesampainya di tangga paling atas, terdengar ketukan pintu dan tangisan,”Putri, putri… bukakan pintu untukku”. Sang putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika ia membuka pintu, ternyata di hadapannya sudah ada sang katak. Karena kaget ia segera menutup pintu keras-keras. Ia kembali duduk di meja makan dan kelihatan ketakutan. Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan bertanya pada putrinya,”Apa yang engkau takutkan putriku? Apakah ada raksasa yang akan membawamu pergi? “Bukan ayah, bukan seorang raksasa tapi seekor katak yang menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia inginkan dari?” tanya sang raja pada putrinya.

Kemudian sang putri bercerita kembali kejadian yang menimpanya kemarin. “Aku tidak pernah berpikir ia akan datang ke istana ini..”, kata sang Putri. Tidak berapa lama, terdengar ketukan di pintu lagi. “Putri…, putri, bukakan pintu untukku. Apakah kau lupa dengan ucapan mu di telaga kemarin?” Akhirnya sang Raja berkata pada putrinya,”apa saja yang telah engkau janjikan haruslah ditepati. Ayo, bukakan pintu untuknya”. Dengan langkah yang berat, sang putri bungsu membuka pintu, lalu sang katak segera masuk dang mengikuti sang putri sampai ke meja makan. “Angkat aku dan biarkan duduk di sebelahmu”, kata sang katak. Atas perintah Raja, pengawal menyiapkan piring untuk katak di samping Putri Mary. Sang katak segera menyantap makanan di piring itu dengan menjulurkan lidahnya yang panjang. “Wah, benar-benar tidak punya aturan. Melihatnya saja membuat perasaanku tidak enak,” kata Putri Mary.

Sang Putri bergegas lari ke kamarnya. Kini ia merasa lega bisa melepaskan diri dari sang katak. Namun, tiba-tiba, ketika hendak membaringkan diri di tempat tidur…. “Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di atas tempat tidurnya. “Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan janji, tapi ini sudah keterlaluan!” Putri Mary sangat marah, lalu ia melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah. “Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari sihir seorang penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran. “Maafkan aku karena telah mengingkari janji,” kata sang putri dengan penuh sesal. “Aku juga minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan merekapun hidup bahagia.

Pesan moral : Jangan pernah mempermainkan sebuah janji dan pikirkanlah dahulu janji-janji yang akan kita buat.


DONGENG ANAK NEG'RI

Sang Kancil Dengan Buaya

Pada zaman dahulu Sang Kancil adalah merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan. Banyak binatang-binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang- binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang sombong malah sedia membantu pada bila-bila masa saja.

Suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Oleh kerana makanan di sekitar kawasan kediaman telah berkurangan Sang Kancil bercadang untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari tersebut sangat panas, menyebabkan Sang Kancil berasa dahaga kerana terlalu lama berjalan, lalu ia berusaha mencari sungai yang berdekatan. Setelah meredah hutan akhirnya kancil berjumpa dengan sebatang sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang masa Sang Kancil terus minum dengan sepuas-puasnya. Kedinginan air sungai tersebut telah menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil.

Kancil terus berjalan-jalan menyusuri tebing sungai, apabila terasa penat ia berehat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rendang di sekitar kawasan tersebut. Kancil berkata didalam hatinya "Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lazat-lazat". Setelah kepenatannya hilang, Sang Kancil menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaun kegemarannya yang terdapat disekitarnya. Apabila tiba di satu kawasan yang agak lapang, Sang Kancil terpandang kebun buah-buahan yang sedang masak ranum di seberang sungai."Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut" fikir Sang Kancil.

Sang Kancil terus berfikir mencari akal bagaimana untuk menyeberangi sungai yang sangat dalam lagi deras arusnya. Tiba-tiba Sang Kacil terpandang Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya apabila hari panas ia suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari.Tanpa berlengah-lengah lagi kancil terus menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata " Hai sabahatku Sang Buaya, apa khabar kamu pada hari ini?" buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari terus membuka mata dan didapati sang kancil yang menegurnya tadi "Khabar baik sahabatku Sang Kancil" sambung buaya lagi "Apakah yang menyebabkan kamu datang ke mari?" jawab Sang Kancil "Aku membawa khabar gembira untuk kamu" mendengar kata-kata Sang Kacil, Sang Buaya tidak sabar lagi ingin mendengar khabar yang dibawa oleh Sang Kancil lalu berkata "Ceritakan kepada ku apakah yang engkau hendak sampaikan".

Kancil berkata "Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman supaya menghitung jumlah buaya yang terdapat di dalam sungai ini kerana Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua". Mendengar saja nama Raja Sulaiman sudah menggerunkan semua binatang kerana Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah untuk memerintah semua makhluk di muka bumi ini. "Baiklah, kamu tunggu di sini, aku akan turun kedasar sungai untuk memanggil semua kawan aku" kata Sang Buaya. Sementara itu Sang Kancil sudah berangan-angan untuk menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata "Hai buaya sekelian, aku telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman supaya menghitung jumlah kamu semua kerana Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini". Kata kancil lagi "Beraturlah kamu merentasi sungai bermula daripada tebing sebelah sini sehingga ke tebing sebelah sana".

Oleh kerana perintah tersebut adalah datangnya daripada Nabi Sulaiman semua buaya segera beratur tanpa membantah. Kata Buaya tadi "Sekarang hitunglah, kami sudah bersedia" Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ lalu melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mula menghitung dengan menyebut "Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk" sambil mengetuk kepala buaya begitulah sehingga kancil berjaya menyeberangi sungai. Apabila sampai ditebing sana kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak kegembiraan dan berkata" Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahawa aku telah menipu kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman".

Mendengar kata-kata Sang Kancil semua buaya berasa marah dan malu kerana mereka telah di tipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara sehingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meniggalkan buaya-buaya tersebut dan terus menghilangkan diri di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah-buahan yang sedang masak ranum itu.

Sekian

DONGENG ANAK NEG'RI

Seruling Sakti

Pada zaman dahulu terdapat sebuah pekan kecil yang sangat cantik terletak di kaki bukit. Pekan tersebut di kenali Hamelyn. Penduduk di pekan tersebut hidup dengan aman damai, tetapi sikap mereka tidak perihatin terhadap kebersihan. Pekan tersebut penuh dengan sampah sarap. Mereka membuang sampah di merata-rata menyebabkan pekan tersebut menjadi tempat pembiakan tikus. Semakin hari semakin banyak tikus membiak menyebabkan pekan tersebut dipebuhi oleh tikus-tikus.

Tikus-tikus berkeliaran dengan banyaknya dipekan tersebut. Setiap rumah tikus-tikus bergerak bebas tanpa perasaan takut kepada manusia. Penduduk di pekan ini cuba membela kucing untuk menghalau tikus dan ada diantara mereka memasang perangkap tetapi tidak berkesan kerana tikus terlampau banyak. Mereka sungguh susah hati dan mati akal bagaimana untuk menghapuskan tikus-tikus tersebut.

Musibah yang menimpa pekan tersebut telah tersebar luas ke pekan-pekan lain sehinggalah pada suatu hari seorang pemuda yang tidak dikenali datang ke pekan tersebut dan menawarkan khidmatnya untuk menghalau semua tikus dengan syarat penduduk pekan tersebut membayar upah atas kadar dua keping wang mas setiap orang. Penduduk di pekan tersebut berbincang sesama mereka diatas tawaran pemuda tadi. Ada diatara mereka tidak bersetuju oleh kerana mereka tidak sanggup untuk membayar upah yang sangat mahal. Setelah berbincang dengan panjang lebar akhirnya mereka bersetuju untuk membayar upah seperti yang diminta oleh pemuda itu kerana mereka tidak mempunyai pilihan lain.

Keputusan tersebut dimaklumkan kepada pemuda tadi, lalu dia mengeluarkan seruling sakti dan meniupnya. Bunyi yang keluar dari seruling itu sangat merdu dan mengasik sesiapa yang mendengarnya. Tikus-tikus yang berada dimerata tempat didalam pekan tersebut mula keluar dan berkumpul mengelilinginya. Pemuda tadi berjalan perlahan-lahan sambil meniup seruling sakti dan menuju ke sebatang sungai yang jauh dari pekan tersebut. Apabila sampai ditepi sungai pemuda tadi terus masuk kedalamnya dan diikuti oleh semua tikus.Tikus-tikus tadi tidak dapat berenang didalam sungai dan semuanya mati lemas.

Kini pekan Hamelyn telah bebas daripada serangan tikus dan penduduk bersorak dengan gembiranya. Apabila pemuda tadi menuntut janjinya, penduduk tersebut enggan membayar upah yang telah dijanjikan kerana mereka mengangap kerja yang dibuat oleh pemuda tadi tidak sepadan dengan upah yang diminta kerana hanya dengan meniupkan seruling sahaja. Pemuda tadi sangat marah lalu dia menuipkan seruling saktinya sekali lagi. Irama yang keluar dari seruling itu sangat memikat hati kanak-kanak menyebabkan semua kanak-kanak berkumpul di sekelilingnya. Satelah semua kanak-kanak berkumpul pemuda tadi berjalan sambil meniupkan seruling dan diikuti oleh semua kanak-kanak. Pemuda itu membawa kanak-kanak tersebut keluar dari pekan Hamelyn. Setelah Ibu Bapa menyedari bahawa mereka akan kehilangan anak-anak, mereka mulai merasa cemas kerana kanak-kanak telah meninggalkan mereka dan mengikuti pemuda tadi. Mereka mengejar pemuda tadi dan merayu supaya menghentikan daripada meniup seruling dan memulangkan kembali anak-anak mereka. Merka sanggup memberi semua harta benda yamg ada asalkan pemuda tersebut mengembalikan anak-anak mereka.

Rayuan penduduk tidak diendahkan oleh pemuda tadi lalu mereka membawa kanak-kanak tersebut menuju kesuatu tempat dan apabila mereka sampai disitu muncul sebuah gua dengan tiba-tiba. Pemuda tadi mesuk ke dalam gua itu dan diikuti oleh kanak-kanak. Setelah semuanya masuk tiba-tiba gua tersebut gaib dan hilang daripada pandangan penduduk pekan tersebut. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa oleh kerana mereka telah memungkiri janji yang mereka buat. Merka menyesal diatas perbuatan mereka tetapi sudah terlambat. Sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna.

Sehingga hari ini penduduk pekan Hamelyn tidak melupakan kesilapan yang dilalukan oleh nenek moyang mereka. Menepati janji adalah pegangan yang kuat diamalkan oleh penduduk pekan Hamelyn sehingga hari ini.

DONGENG ANAK NEG'RI

Burung Bangau Dengan Seekor Ketam

Pada zaman dahulu terdapat sebuah tasik yang sangat indah. Airnya sungguh jernih dan di dalamnya ditumbuhi oleh pokok-pokok teratai yang berbunga sepanjang masa. Suasana di sekitar tasik tersebut sungguh indah. Pokok-pokok yang tumbuh di sekitarnya hidup dengan subur. Banyak burung yang tinggal di kawasan sekitar tasik tersebut. Salah seekornya adalah burung bangau. Manakala di dalam tasih hidup bermacam-macam ikan dan haiwan lain. Ada ikan telapia sepat, kelah, keli, haruan dan bermacam-macam ikan lagi. Selain daripada ikan,terdapat juga ketam dan katak yang turut menghuni tasih tersebut.

Burung bangau sangat suka tinggal di kawasan tasik tersebut kerana ia senang mencari makan. Ikan-ikan kecil di tasik tersebut sangat jinak dan mudah ditangkap. Setiap hari burung bangau sentiasa menunggu di tepi tasik untuk menagkap ikan yang datang berhampiran dengannya.

Beberapa tahun kemudian burung bangau semakin tua. Ia tidak lagi sekuat dulu untuk menangkap ikan. Kadang- kadang ia tidak memperolehi ikan untuk dimakan menyebabkan ia berlapar seharian. Ia berfikir di dalam hatinya seraya berkata "Kalau beginilah keadaanya, aku akan mati kelaparan kerana tidak lagi berdaya untuk menangkap ikan. Aku mesti mencari jalan supaya aku dapat memperolehi makanan dengan mudah".

Burung bangau mendapat idea dan berpura-pura duduk termenung dengan perasan sedih di tebing tasik. Seekor katak yang kebetulan berada di situ ternampak bangau yang sangat murung dan sedih lalu bertanya "Kenapakah aku lihat akhir-akhir ini kamu asik termenung dan bersedih sahaja wahai bangau?". Bangau menjawab " Aku sedang memikirkan keadaan nasib kita dan semua penghuni tasih ini." "Apa yang merunsingkan kamu, sedangkan kita hidup di sini sudah sekian lama tidak menghadapi sebarang masalah." Jawab katak. "Awak manalah tahu, aku sering terbang ke sana ke mari dan mendengar manusia sedang berbincang tentang bencana kemarau yang akan menimpa kawasan ini dalam beberapa bulan lagi. Kau lihat sajalah sejak akhir-akhir ini hari panas semacam aje, hujan pun sudah lama tidak turun". Bangau menyambung lagi "Aku khuatir tasik ini akan kering dan semua penghuni di tasik ini akan mati." Katak mengangguk- ngangukkan kepalanya sebagai tanda bersetuju dengan hujah bangau tadi. Tanpa membuang masa katak terus melompat ke dalam tasik untuk memaklumkan kepada kawan-kawan yang lain.

Berita bencana kemarau telah tersebar ke seluruh tasih begitu cepat dan semua penghuni tasik berkumpul ditebing sungai dimana bangau berada. Masing-masing riuh rendah menanyakan bangau akan berita tersebut. Seekor ikan haruan bertanya kepada bangau "Apakah cadangan engkau untuk membantu kami semua?" Burung bangau berkata "Aku ada satu cadangan, tetapi aku khuatir kamu semua tidak bersetuju." "Apakah cadangan tersebut" kata haruan seolah-olah tidak sabar lagi mendengarnya. Bangau berkata " Tidak jauh dari sini ada sebuah tasik yang besar dan airnya dalam, aku percaya tasik tersebut tidak akan kering walaupun berlaku kemarau yang panjang." "Bolehkah engkau membawa kami ke sana" sampuk ketam yang berada di situ. "Aku boleh membawa kamu seekor demi seekor kerana aku sudah tua dan tidak berdaya membawa kamu lebih daripada itu" kata burung bangau lagi.. Mereka pun bersetuju dengan cadangan burung bangau.

Burung bangau mula mengangkut seekor demi seekor ikan daripada tasik tersebut, tetapi ikan- ikan tersebut tidak dipindahkan ke tasik yang dikatakannya.Malahan ia membawa ikan-ikan tersebut ke batu besar yang berhampiran dengan tasik dan dimakannya dengan lahap sekali kerana ia sudah tidak makan selama beberapa hari. Setelah ikan yang dibawanya dimakan habis, ia terbang lagi untuk mengangkut ikan yang lain. Begitulah perbuatanya sehingga sampai kepada giliran ketam. Oleh kerana ketam mempunyai sepit ia hanya bergantung pada leher burung bangau dengan menggunakan sepitnya. Apabila hampir sampai ke kawasan batu besar tersebut,ketam memandang ke bawah dan melihat tulang-tulang ikan bersepah di atas batu besar. Melihat keadaan tersebut ketam berasa cemas dan berfikir di dalam hatinya "Matilah aku kali ini dimakan oleh bangau." Lalu ia memikirkan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya daripada ratahan bangau yang rakus. Setelah tiba di atas batu besar ketam masih lagi berpegang pada leher bangau sambil berkata "Dimanakah tasik yang engkau katakan itu dan kenapa engakau membawa aku di sini?" Bangau pun tergelak dengan terbahak-bahak lalu berkata "Kali ini telah tiba masanya engkau menjadi rezeki aku." Dengan perasaan marah ketam menyepit leher bangau dengan lebih kuat lagi menyebabkan bangau sukar untuk bernafas, sambil merayu minta di lepaskan, ia berjanji akan menghantar ketam kembali ke tasik tersebut. Ketam tidak mempedulikan rayuan bangau malah ia menyepit lebih kuat lagi sehingga leher bangau terputus dua dan bangau mati di situ jua.

Dengan perasaan gembira kerana terselamat daripada menjadi makanan bangau ia bergerak perlahan-lahan menuju ke tasik sambil membawa kepala bangau. Apabila tiba di tasik, kawan-kawannya masih lagi setia menunggu giliran masing-masing. Setelah melihat ketam sudah kembali dengan membawa kepala bangau mereka kehairanan dan ketam menceritakan kisah yang berlaku. Semua binatang di tasik tersebut berasa gembira kerana mereka terselamat daripada menjadi makanan burung bangau yang tamak dan mementingkan diri sendiri. Mereka mengucakpan terima kasih kepada ketam kerana telah menyelamatkan mereka semua.

Download Lagu Baru TOP ABIZ

download lagi baru top abiz bisa temen dapet'in disini gratis

bagi yang hobby dengeri lagu ok banget klo mau disini aja bisa temen dapetin
dunia tanpa lagu kurang semarak mari warnai belantika musik indonesia dengan mencintai lagu-lagu negeri merah putih