;

Rabu, 24 Oktober 2007

Setting DHCP Server pada jaringan lan

Kita bingung gimana cara cepat setting jaringan secara automatic tanpa perlu disetting ip per clien. Di windows kita
mengenal software tambahan agar bisa berjalannya dhcp server ini. Linux menawarkan 1 paket dalam OSnya. buat apa
pakai windows yang ngak costumize. Nah berikut ini langkah - langkahnya :

1.Pertama sekali login dulu sebagai root.
Untuk memastikan Anda sudah sebagai root gunakan perintah berikut:
[root@carifile root]# whoami
root

2.Kemudian periksa apakah pada server sudah terinstall paket DHCP atau belum, gunakan perintah berikut:
[root@carifile root]# rpm -qa |grep dhcp
dhcp-devel-3.0pl1-23
dhcp-3.0pl1-23
Pada sever sudah terinstall, langkah selanjutnya adalah memeriksa apakah file konfigurasi dhcpd.conf sudah terdapat di
direktori /etc atau belum. Jika belum maka copikan script file dhcpd.conf.
File tersebut terdapat di /usr/share/doc/dhcp-3.0pl1/dhcpd.conf.sample.
Copikan file tersebut ke /etc dengan perintah :
[root@carifile root]#cp /usr/share/doc/dhcp-3.0pl1/dhcpd.conf.sample /etc/dhcpd.conf

3.langkah selanjutnya adalah dengan mengkonfigurasi file /etc/dhcpd.conf. Berikut adalah script konfigurasi yang
terdapat di server carifile:
# setup and this configuration is created by rito at hnlabz.stttelkom.ac.id
# base on www.linuxhomenetworking.com/linux-hn/dhcp.htm
# anything problem, please email me at sif99127@stttelkom.ac.id
ddns-update-style interim;
ignore client-updates;
#set subnet client di 10.14.4.0 dengan subnet 255.255.255.0
subnet 10.14.4.0 netmask 255.255.255.0 {
# --- default gateway
#bisa diisi bisa juga enggak
option routers 10.14.4.43;
option subnet-mask 255.255.255.0;
#kalo mau Forward DHCP tinggal di -ON kan aja
option ip-forwarding Off;
#Set broadcast address ip
option broadcast-address 10.14.4.255;
#jika dns server diketahui, maka dapat diisi, nantinya client
#akan mengenalinya secara otomatis
option domain-name-servers 10.14.4.43;
#bagian yang diberi tanda "#" berarti Komentar dan tidak
#dipanggil
#option nis-domain "domain.org";
#option domain-name "domain.org";
#option domain-name-servers 192.168.1.1;
#option time-offset -18000; # Eastern Standard Time
# option ntp-servers 192.168.1.1;
# option netbios-name-servers 192.168.1.1;
# --- Selects point-to-point node (default is hybrid). Don't change this unless
# -- you understand Netbios very well
# option netbios-node-type 2;
#buat rentang ip addres yang ingin digunakan
range 10.14.4.44 10.14.4.60;
#dalam detik
default-lease-time 21600;
max-lease-time 43200;
# Kalo mau client kita fix ip
# host ns {
# next-server marvin.redhat.com;
# hardware ethernet 12:34:56:78:AB:CD;
# fixed-address 207.175.42.254;
#}
}

4.Langkah selanjutnya adalah menghidupkan daemon dhcpd. Letak daemonnya adalah di /etc/rc.d/init.d/. Perintahnya
adalah sebagai berikut:
[root@carifile root]# /etc/rc.d/init.d/dhcpd start
Starting dhcpd: [ OK ]

5.Setelah Konfigurasi di server selesai, maka kita perlu mengkonfigurasi di sisi client. Pada pengujian ini, terdapat 2
client, yaitu client yang menggunakan windows 2000 profesional dan Linux Redhat 9. berikut adalah gambaran
konfigurasinya.

Minggu, 07 Oktober 2007

Profil Perangkat Lunak Linux

Harus diakui Linux, salah satu jenis UNIX dengan fasilitas Internet yang mendarah daging, merupakan kompetitor terberat Microsoft di dunia. Kebebasan, sebagai hak asasi manusia di dukung lisensi terbuka dan non-proprietary akhirnya menjadi daya tarik utama Linux. Seperti yang lain, masyarakat Linux juga sangat menganjurkan UU hak cipta di Indonesia tidak dilanggar, memalukan sekali ternyata sebagian perusahaan listing di BEJ membajak software.

Hak cipta, harga dan kualitas biasanya menjadi momok usaha perangkat lunak. Penggunaan GNU Public License (GPL) yang diprakarsai Richard Stahlman melepaskan Linux beserta source-nya bebas ke masyarakat, mengcopy, memiliki, mendevelop, menyewakan Linux sah secara hukum dan bukan pembajakan. Harga lisensi sistem operasi yang biasanya pos terbesar praktis nol, biaya lebih difokuskan pada pelatihan, pengembangan SDM untuk operasi & dukungan teknis yang kontinyu pada operasi sistem. Hal yang sering terlupakan pada proyek TI di Indonesia.

Harga nol pasti berkualitas buruk? Ternyata tidak – komunitas Linux saling bantu memperbaiki bug & kualitas Linux dengan cepat via Internet. Source terbuka Linux memungkinkan pelibatan ribuan programmer di dunia dalam development-nya, hal ini tidak ada di software non-open source. Web linux.org dan mailing list mempercepat proses gotong royong Linux. Bug diperbaiki masyarakat Linux dalam orde jam dan dilepas langsung ke seluruh dunia via Internet. Komunitas adalah feature utama yang sulit didapat pada produk lain. Kontrol kualitas dan support dari, oleh, dan untuk masyarakat menjadi murah dan effisien via Internet. Tentunya jika anda membeli solusi total Linux dari software house, mereka akan menjamin kontrol kualitas maupun supportnya.

Di Indonesia, walaupun harga-nya praktis ‘nol’, Linux lebih banyak digunakan di backoffice dalam server, dan di ISP karena basis Internet sangat kuat di Linux. Apalagi spesifikasi server Internet Linux lebih rendah, Pentium 100 16Mbyte memory dapat menjadi server. Walau bisa digunakan pada mesin kecil ukuran PDA, Linux siap memasuki kelas Enterprise seperti mainframe IBM S/390 diperagakan di CEBIT 2000. Jika Linux di-kluster-kan dapat mencapai 550 komputer dirangkai menjadi sistem komputer kluster. Sosialisasi bulanan seperti Linux Gaul-nya Mas Rudy Rusdiah meluaskan jumlah pengguna Linux desktop. Komunitas Indonesia bertumpu di Internet seperti KPLI.org, linux.or.id & mailing list linux, seperti, kpli@jakarta.linux.or.id, linux-admin@linux.or.id, linux-setup@linux.or.id, anggota@jakarta.linux.or.id, sysop-l@itb.ac.id maupun asosiasi-warnet@itb.ac.id. Bahkan para anggota komunitas Linux menyiapkan peluncuran majalah yang proses persiapannya dilakukan di Internet, termasuk tulisan ini sebagian hasil gotong-royong komunitas. Dalam dunia pendidikan, Open Source Campus Agreement (OCA) diajukan untuk menanggulangi permasalahan dana dan kebebasan pada kampus memakai perangkat open source (Linux). Open source menekan biaya akses pengetahuan bagi teknolog komputer & menghindarkan institusi pendidikan memakai program bajakan dalam operasi & proses pengajaran.

Pelepasan soure terbuka Linux nyata-nyata mendorong industri perangkat lunak Indonesia, ada Microtronics Internusa yang bundling Linux untuk server maupun desktop. Indospell pemeriksa ejaan. Banyak rekan-rekan yang membantu proses translasi pada proyek i18n. Termasuk mulai menyusun kamus online istilah komputer bahasa Indonesia. Trabas dengan sistem informasinya. Zen dengan manual Samba dan SWAT-nya. Andy dengan gMail-nya. Owo Sugiana bahkan merelease program pengelola perpustakaan yang berbasiskan Postgress (Open Source) pada Linux. KMRG ITB yang mengembangkan perangkat digital library berbasis Linux & FreeBSD, melepas source-nya ke public agar bentuk jaringan pendidikan & perpustakaan menuju knowledge based society di Indonesia.

Beberapa rekan Indonesia bahkan bergabung pada developer Linux internasional, Purwanto (Stampede) dan Made Wiryana di SuSE, kemudian MDAMT di RedHat dan Mandrake yang merupakan versi distribusi Linux. Pasangan Tim Allen (Australia) dan Rita (Indonesia) mengerjakan Abiword, word processor yang menyediakan operasi dalam bahasa Indonesia.



Sabtu, 06 Oktober 2007

Sistem Pakar Bengkel Mobil

. Aplikasi Sederhana: Sistem Pakar Bengkel Mobil
Ini adalah contoh Sistem Pakar sederhana, yang bertujuan untuk mencari apa yang salah sehingga mesin mobil pelanggan yang tidak mau hidup, dengan memberikan gejala-gejala yang teramati. Anggap Sistem Pakar kita memiliki aturan-aturan berikut:
1. JIKA mesin_mendapatkan_bensin DAN starter_dapat_dihidupkan MAKA ada_masalah_dengan_pengapian
2. JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_aki
3. JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_starter
4. JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar MAKA mesin_mendapatkan_bensin
Terdapat 3 masalah yang mungkin, yaitu: ada_masalah_dengan_pengapian, ada_masalah_dengan_aki dan ada_masalah_dengan_starter. Dengan sistem terarah-tujuan (goal-driven), kita hendak membuktikan keberadaan setiap masalah tadi.
Pertama, Sistem Pakar berusaha untuk membuktikan kebenaran ada_masalah_dengan_pengapian. Di sini, aturan 1 dapat digunakan, sehingga Sistem Pakar akan menset goal baru untuk membuktikan apakah mesin_mendapatkan_bensin serta starter_dapat_dihidupkan. Untuk membuktikannya, aturan 4 dapat digunakan, dengan goal baru untuk membuktikan mesin_mendapatkan_bensin. Karena tidak ada aturan lain yang dapat digunakan menyimpulkannya, sedangkan sistem belum memperoleh solusinya, maka Sistem Pakar kemudian bertanya kepada pelanggan: “Apakah ada bensin dalam tangki bahan bakar?”. Sekarang, katakanlah jawaban klien adalah “Ya”, jawaban ini kemudian dicatat, sehingga klien tidak akan ditanyai lagi dengan pertanyaan yang sama.
Nah, karena sistem sekarang sudah dapat membuktikan bahwa mesin mendapatkan bensin, maka sistem sekarang berusaha mengetahui apakah starter_dapat_dihidupkan. Karena sistem belum tahu mengenai hal ini, sementara tidak ada aturan lagi yang dapat menyimpulkannya, maka Sistem Pakar bertanya lagi ke klien: “Apakah starter dapat dihidupkan?”. Misalkan jawabannya adalah “Tidak”, maka tidak ada lagi aturan yang dapat membuktikan ada_masalah_dengan_pengapian, sehingga Sistem Pakar berkesimpulan bahwa hal ini bukanlah solusi dari problem yang ada, dan kemudian melihat hipotesis berikutnya: ada_masalah_dengan_aki. Sudah diketahui (dibuktikan) bahwa mesin tidak dapat distarter, sehingga yang harus dibuktikan adalah bahwa lampu tidak menyala. Sistem Pakar kemudian bertanya: “Apakah lampu menyala?”. Misalkan jawabannya adalah “Tidak”, maka sudah terbukti bahwa ada masalah dengan aki.
Sistem ini mungkin berhenti sampai di sini, tetapi biasanya ada kemungkinan terdapat lebih dari satu solusi (misalnya terdapat lebih dari satu kerusakan), atau ada kemungkinan terdapat solusi lain yng lebih tepat, sehingga biasanya semua hipotesis diperiksa kebenarannya. Sistem Pakar ini kemudian mencoba membuktikan bahwa ada_masalah_dengan_starter, namun dari fakta yang sudah diperoleh, yaitu lampu tidak menyala, maka pembuktiannya menjadi gagal. Dengan demikian solusi yang diberikan oleh Sistem Pakar adalah ada masalah dengan aki.